Tumpek Krulut = Hindu Bali’s Valentine Day ?

Hindu juga punya hari kasih SAYANG * Bukan Valentine’s Day

“Tumpek Krulut”
Tgl 20 Mei 2017 …
Saniscara..
Kliwon…
Beteng…
Raja…
Ludra..
Brahma…
Was…
Wong…
Sri…
Pepet…
Tulus…
Watek watu uler
Lintang paglangan…
Setiap 6 bulan atau 210 hari….

Makna perayaan Tumpek Krulut memang kasih sayang.
Kata krulut berasal dari kata lulut yang artinya ‘senang’ atau ‘cinta’ yang bisa disejajarkan dengan makna sayang,”

Makna Tumpek Krulut sebagai hari kasih sayang itu ditunjukkan dengan adanya sarana banten sekar taman yang dihaturkan saat Tumpek Krulut.
Dalam pemahaman banten sekartaman merupakan bentuk ungkapan rasa sayang kepada siapa saja yang memunculkan energi positif dan bermanfaat bagi kehidupan umat manusia.

Di India juga ada tradisi peringatan hari kasih sayang.
Di tanah kelahiran agama Hindu itu ada hari Raksa Banda atau pun Walmiki Jayanti.
Raksa Banda merupakan hari untuk mengukuhkan ikatan cinta, kasih dan sayang di antara pasangan suami – istri, laki – laki dan perempuan.
Pada hari Raksa Banda itu, sang lelaki diberikan tetebus berupa benang, pihak perempuan diberikan gelang.
Tatkala hari Walmiki Jayanti, anak – anak hingga yang masih muda akan mempersembahkan bunga kepada orang yang lebih tua.

Namun, masyarakat Hindu Bali selama ini merayakan hari Tumpek Krulut sebagai hari piodalan di pelinggih penyarikan di banjar serta odalan GONG.
Karena itu, acap kali ditemui, saat hari Tumpek Krulut dilaksanakan upacara piodalan di banjar-banjar.

Yadnya saat hari Tumpek Krulut jika dicermati secara mendalam sesungguhnya sebagai sarana memunculkan rasa saling asih asah dan asuh di antara sesama manusia melalui sarana seni tetabuhan, karya cipta Hyang Widhi yang membuat rasa tertarik, senang, terpesona.

Tumpek Krulut merupakan hari pemujaan taksu.
Kata krulut diambil dari kata lulut artinya sayang berkaitan dengan hubungan antara laki – laki dan perempuan, suami – istri atau pun sepasang kekasih.
Rasa senang atau kasih itu berhubungan dengan kharisma atau wibawa yang menyebabkan orang lain tertarik.

Pemaknaan yang lebih segar terhadap suatu hari raya keagamaan memang suatu hal yang penting dilakukan sepanjang tidak jauh beranjak dari dasar sastra yang mendasari munculnya hari raya itu.
Pemaknaan Tumpek Krulut sebagai hari kasih sayang dapat dianggap sebagai sebuah pemaknaan baru yang lebih segar sesuai dengan konteks zamannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*